Sleep Learning


Seorang sufi terkenal pernah menceritakan pengalaman masa kecilnya dan beliau merasa hal tersebut sangat banyak mempengaruhi kehidupannya sehingga bisa menjadi seperti sekarang. Sang ayah mendidiknya untuk selalu mengucapkan dengan penuh kesungguhan sebuah kalimat sederhana sebelum tidur. Kalimat sederhana tersebut “ Allah selalu bersama saya, Allah senantiasa melihat dan memperhatikan saya”. Kalimat tersebut dibaca setiap hari sebelum tidur pada malam hari, mulai dari kecil hingga sekarang. Perilaku yang paling beliau rasakan adalah kedekatannya dengan Allah. Allah terasa sangat dekat, sehingga ia tidak pernah merasa takut, gelisah ataupun melakukan hal-hal yang kurang baik. Beliau begitu akrab dengan Tuhannya.

Terdapat beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah tersebu di atas, salah satu diantaranya adalah sesuatu hal yang diulang-ulang dalam jangka waktu tertentu akan berefek ke kehidupan kita meskipun itu suatu hal yang sederhana. Inilah efek repetisi, lama kelamaan akan menjadi value dan akhirnya menjadi suatu belief. Jika telah menjadi suatu belief, maka ia telah menjadi generator penggerak yang luar biasa. Dari aspek neuroscience, tentunya ini saat terkait dengan Long-term potentiation (LTP) yang sangat berperan dalam long-term memory.

Hal yang lain adalah fenomena yang terjadi saat tidur terutama proses peralihan dari awake ke sleep. Saat itu barrier pikiran subconscious kita mulai terbuka, sehingga suatu kesempatan memasukkan suatu hal yang positif. Kebiasaan mendongeng menjelang tidur adalah hal yang baik, tentunya dongeng atau cerita yang baik misalnya ingin meng-install suatu kebiasaan yang baik bagaimana bisa menjadi dermawan, jujur, rajin, santun kepada orang tua.

Masih banyak keajaiban tidur belum terungkapkan. Di Rusia, telah dikembangkan metode sleep-learning yaitu belajar saat tidur. Tentunya asyik kan! Jadi saat seseorang memasuki fase tidur NREM stage 1-2 atau fase REM, seseorang dibacakan atau diperdengarkan materi pelajaran, dan menakjubkannya saat terbangun pada pagi hari, semuanya telah dipelajari dengan tingkat retensi yang tinggi. Metode ini lebih dikenal dengan Hypnopaedia (hypno=tidur, paedia=paedagogy), yang berminat bisa searching di internet! Memang kita sudah tahu bahwa belajar kemudian kita tidur, maka retensinya sekitar 80%, tapi jika setelah belajar melakukan aktivitas lain seperti nonton sinetron, retensinya hanya 60%. Mari kita perbanyak tidur!! Tapi tentunya kualitas tidur yang harus ditingkatkan bukan durasinya, iya kan? Jangan heran orang-orang yang merasa tidurnya mulai terganggu terutama saat lansia, maka gangguan memory akan mengancam, bagaimana hubungan tidur dan memory, mari kita tunggu ulasannya di Konas Manado (sleep and memory).

Bagaimana tidur berkualitas itu? Tentu kita masih ingat kisah Ashabul Kahfi. Suatu fenomena tidur yang luar biasa diperlihatkan Tuhan kepada kita. Adakah diantara kita yang merasa tertarik? Para ashabul kahfi telah tertidur dalam gua selama 307 tahun dan anehnya saat terbangun, mereka merasa baru tidur setengah hari. Luarr biasaaa!!! Kata kuncinya adalah 307 tahun = setengah hari (12 jam). Hal yang paling mengesankan adalah mereka tidak mengalami perubahan fisik mereka masih tetap muda, tubuh fisik mereka hanya bertambah 12 jam. Ini mungkin bisa jadi menjadi salah satu cara untuk tetap awet muda. Fenomena ini seolah-olah memperlambat jam biologis tubuh kita, sepertinya mempengaruhi supra-chiasmatic nucleus (SCN), benarkah? Mari kita sama-sama mempelajarinya. Sebenarnya pengalaman ini, sama halnya saat nonton di bioskop selama 3 jam, tapi rasa-rasanya baru 30 menit karena saking asyiknya. Hal ini disebut dengan Time Distortion. Jadi tidur itu bukan hanya untuk mengistirahtkan badan tapi sebenarnya terdapat suatu proses pembelajaran. Masih banyak keajaiban tidur yang perlu kita kaji. Pernahkah kita tidur pada malam hari selama 8 jam, tapi setelahnya kita merasa baru tidur selama 30 menit? Atau malah merasa ingin menambah jam tidurnya? Selamat beraktivitas!!