Anda tahu, di dalam kondisi hipnotik pasien memberi perhatian pada ide-ide dan ingatan sesuai dengan pandangan dan pemahaman mereka. Hal ini berlaku juga dengan persepsi mereka tentang waktu. Dengan kata lain, waktu memiliki nilai subjektif yang berbeda-beda. Misalnya, dalam kesakitan yang luar biasa, anda akan merasakan waktu lima menit seperti berlangsung selamanya. Namun, jika anda seharian bersama teman-teman yang menyenangkan waktu akan terasa sangat singkat.
Pengalaman subjektif dengan waktu menjadi hal yang penting dalam hipnosis ketika anda hendak membuat pasien anda mengalami rasa sakit yang sesingkat mungkin. Atau, sebaliknya, anda ingin membuat pasien anda mengalami kegembiraan yang sepanjang mungkin. Anda tentu saja tidak bisa mengubah jam, tetapi anda bisa mengubah cara pasien merasakan waktu. Ada banyak cara yang bisa anda lakukan untuk mengubah perasaan pasien terhadap diri mereka sendiri ketika mereka tersiksa oleh rasa sakit. Anda bisa membuat seorang ibu merasakan waktu yang sangat singkat, misalnya, pada saat ia menjalani persalinan.
Bagaimana memunculkan fenomena distorsi waktu
Untuk memunculkan fenomena distorsi waktu, penting bagi anda menyampaikan kepada subjek gagasan-gagasan mengenai bagaimana orang mengalami waktu subjektif dalam kejadian sehari-hari. Contoh paling nyata tentang distorsi waktu alami adalah pengalaman orang dengan mimpi. Orang bisa bermimpi mengalami kejadian yang seolah-olah berlangsung berjam-jam, padahal mimpi itu sebetulnya hanya berlangsung beberapa detik atau beberapa menit dalam tidur mereka.
Anda juga bisa bermimpi mengalami kejadian yang rentang waktunya berhari-hari, atau berminggu-minggu, atau berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, tetapi sesungguhnya mimpi itu pun hanya berlangsung beberapa saat dalam tidur. Nah, menyodorkan pengalaman tentang mimpi adalah cara terbaik untuk memperkenalkan pengalaman fantastik orang tentang distorsi waktu. Dengan cara itulah anda membuat mereka paham bahwa distorsi waktu adalah fenomena alami dan mereka bisa melakukannya.
Dalam beberapa eksperimen, saya memanfaatkan fenomena distorsi waktu ini antara lain untuk membuat subjek mengalami kembali seluruh pengalaman hidup mereka sejak kecil hingga sekarang. Biasanya saya memberi waktu 30 detik. Dan dalam rentang waktu itu, mereka akan mengalami kembali pengalaman hidup mereka sejak kecil.
Kadang-kadang saya hanya meminta orang mengalami kembali hanya segala kejadian yang menyenangkan. Kadang-kadang saya meminta orang mengalami kejadian-kejadian yang ia pikir menyakitkan. Itu tergantung kebutuhan subjek anda.
Contoh Sugesti Distorsi Waktu
Ilustrasi berikut adalah sugesti untuk memunculkan fenomena distorsi waktu yang saya sampaikan kepada subjek bernama Andi (bukan nama sebenarnya), seorang yang selalu menjalani hari-harinya dengan kemurungan. Saya ingin ia bisa mengenali kembali saat-saat yang menyenangkan dalam pengalaman hidupnya. Anda tahu, semurung apa pun orang, ia juga sama seperti orang-orang lain, memiliki pengalaman-pengalaman hidup yang menyenangkan dan bisa merasakan kegembiraan dalam hidupnya.
“Dalam tidur, Andi, orang bisa bermimpi mengalami peristiwa yang berlangsung beberapa jam tetapi, kautahu, dalam waktu nyata itu sebenarnya hanya beberapa menit atau beberapa detik dalam tidur. Kau juga bisa mengalami kejadian yang berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, satu bulan, dua bulan, setengah tahun, satu tahun, atau bertahun-tahun, tetapi itu juga dalam waktu nyata hanya beberapa detik atau beberapa menit dalam tidurmu. Sekarang, aku ingin kau mengalami kejadian semacam itu. Kau bermimpi mengalami kejadian yang rentang waktunya bertahun-tahun, tetapi itu sesungguhnya hanya beberapa detik dalam waktu nyata.
“Itu persis seperti yang terjadi dalam mimpimu, Andi. Kau bisa menganggukkan kepalamu jika kau memahami apa yang kusampaikan dan kau bisa melakukannya? Melakukan sesuatu yang sering terjadi dalam mimpimu? Kau bisa melakukannya dan kau akan menganggukkan kepalamu jika kau siap melakukannya, Andi. Sekarang kau siap melakukannya? Ya, mengangguklah jika kau sudah siap melakukannya.
“Sekarang, aku ingin tahu apakah kau bisa mengalami kembali seluruh kejadian menyenangkan yang kaualami sepanjang hidupmu, sejak kau kecil hingga sekarang, semua kejadian yang menyenangkan... hanya seluruh kejadian yang menyenangkan yang terjadi sepanjang hidupmu—sejak kau kecil hingga sekarang. Aku akan memberimu waktu 30 detik dan kau akan mengalami kejadian yang rentang waktunya berpuluh tahun sejak kau kecil hingga sekarang....”
Distorsi waktu untuk percepatan pembelajaran
Mengikuti fenomena distorsi waktu yang diterapkan terhadap subjek untuk mengalami kembali “seluruh” pengalaman hidupnya hanya dalam waktu 30 detik, maka mestinya dimungkinkan untuk membuat subjek mengalami kembali seluruh pembelajaran yang pernah ia lakukan dalam waktu sependek itu.
Kemungkinan ini pernah dieksplorasi secara mendalam oleh Milton Erickson. Ia menerapkan distorsi waktu dalam eksperimen untuk mengetahui seberapa panjang waktu dibutuhkan oleh pasien dalam menyelesaikan tugas yang normalnya akan memerlukan waktu beberapa jam. Meskipun ia tidak menyampaikan secara eksplisit tujuan eksperimennya,.tampaknya Erickson sedang berupaya menemukan kemungkinan percepatan pembelajaran dengan distorsi waktu. Dalam eksperimen ini, ia memberi tugas kepada subjek yang akan diselesaikan dalam beberapa jam. Namun, dalam waktu nyata, sesungguhnya tugas itu hanya diselesaikan dalam beberapa menit.
Secara alami memang tidak ada satu orang pun bisa menyerap semua informasi yang membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya. Maksud saya, tidak mungkin anda memberi tugas kepada pasien untuk menyelesaikan baca buku dan mendapatkan seluruh informasi dalam buku itu dalam waktu beberapa menit saja. Namun, distorsi waktu memungkinkan bagi pasien untuk mengingat kembali seluruh informasi yang sudah pernah didapatkan dalam pembelajaran sebelumnya. Anda memberi waktu satu atau dua menit dan pasien mengalaminya seolah ia membaca buku berjam-jam dari awal sampai selesai. Hal semacam ini memungkinkan karena subjek sudah menyimpan seluruh informasi tentang buku itu di gudang bawah sadar mereka.
Proses “mengalami kembali” itu tidak lain adalah tindakan untuk mengangkat lagi informasi dari gudang bawah sadar ke permukaan. Ini hanya bisa dilakukan ketika orang dalam keadaan hipnotik. Dalam keadaan sadar, tidak mungkin. Anda tahu, upaya menjangkau kembali informasi yang tersimpan di bagian bawah sadar sering sulit jika itu dilakukan secara sadar. Di sinilah distorsi waktu memainkan peranan penting untuk percepatan pembelajaran, yakni ketika pasien bisa mengulangi lagi semua pembelajaran, yang berlangsung bertahun-tahun, hanya dalam waktu beberapa menit. Dan dalam beberapa menit itu ia seolah-olah mengulangi lagi seluruh kejadian yang berlangsung bertahun-tahun.
Distorsi waktu sebagai fenomena spontan dalam hipnosis
Seungguhnya distorsi waktu adalah fenomena spontan dalam hipnosis. Ketika orang memasuki kondisi trance, persepsi mereka tentang waktu berubah. Untuk menguji hal ini, tanyakan kepada subjek saat anda membangunkannya, berapa lama mereka tidur. Biasanya mereka merasakan hanya tidur sebentar. Ia bahkan bisa merasakan hanya tertidur sesaat. Itu terjadi jika anda membangunkan subjek dari trance dan kemudian anda melanjutkan topik terakhir yang anda bicarakan dengannya sebelum ia tidur. Efeknya, ia akan merasa sedikit terlelap dalam obrolan dan sama sekali tidak tahu bahwa ia telah tertidur beberapa lama.
Jenis distorsi waktu semacam ini terjadi karena ada beberapa bagian dalam pengalaman trance yang tidak terjangkau oleh kesadaran subjek. Mereka hanya bisa mengingat bagian-bagian tertentu. Ingatan yang hanya sebagian ini menyebabkan mereka hanya merasakan tidur beberapa menit. Hal-hal yang tak terjangkau oleh pikiran sadar seolah-olah tak pernah ada. Fenomena ini akan kita bicarakan lebih lanjut dalam pembahasan tentang Amnesia. Ini fenomena hipnotik yang bermanfaat untuk menyelamatkan sugesti post-hypnotic anda dari campur tangan pikiran sadar subjek anda.
Distorsi Waktu untuk mengendalikan rasa sakit
Kita sudah membicarakan tentang penerapan distorsi waktu untuk mempercepat pembelajaran. Dengan fenomena yang sama anda bisa melatih pasien kecakapan untuk mengendalikan rasa sakit, misalnya mempercepat durasi rasa sakit dan memperpanjang rentang waktu kenyamanan ketika rasa sakit itu muncul. Memodel apa yang pernah dilakukan Erickson, saya menangani seorang perempuan setengah baya yang mengidap sakit kepala dengan memanfaatkan distorsi waktu.
Perempuan ini sudah bertahun-tahun mengidap sakit kepala. Setiap bulan pasti ada pekan di mana ia mengalami sakit kepala beberapa hari. Dan setiap kali serangan itu datang, ia akan merasakan sakit kepala berjam-jam. Dalam kondisi hipnotik, ia mengaku sangat membutuhkan sakit kepala itu dan tidak ingin menghilangkannya. Karena itulah saya menerapkan distorsi waktu. Ia tetap merasakan sakit kepala itu berjam-jam, tetapi sesungguhnya itu hanya beberapa menit dalam waktu nyata. Selanjutnya hanya beberapa detik dalam waktu nyata. Dan akhirnya, setelah beberapa sesi, ia bisa mengambil keputusan untuk menghilangkan sama sekali sakit kepalanya. Itu terjadi ketika ia menemukan pengganti yang lebih sehat dan konstruktif untuk simptom sakit kepalanya. Karena itu ia tidak lagi membutuhkan simptom tersebut.
Latihan distorsi waktu
1. Temukan fenomena distorsi waktu yang lazim terjadi dalam keseharian, yakni tentang bagaimana orang mengalami waktu subjektif mereka.
2. Sampaikan fenomena-fenomena tersebut kepada subjek sehingga ia memahami gagasan tentang distorsi waktu dan bisa mewujudkan fenomena hipnotik tersebut.
3. Sampaikan sugesti tentang distorsi waktu yang sesuai dengan kebutuhan pasien anda.
Salam,
A.S. Laksana