Hari Ke-18 : Automatic Writing

Materi ke-18
Fenomena Hipnotik: Automatic Writing

Automatic writing adalah kelanjutan dari respons ideo-motor. Secara spesifik, itu adalah kelanjutan dari respons ideo-motor yang melibatkan isyarat-isyarat jari. Dalam sesi hipnosis, kita lazim meminta pasien menjawab ya atau tidak dengan isyarat jari telunjuk. Jadi selain dengan anggukan atau gelengan kepala, terapis biasanya meminta pasien menjawab dengan isyarat jari telunjuk untuk ya atau tidak.

Nah, automatic writing adalah kelanjutan dari isyarat atau gerakan jari tangan. Dalam memunculkan automatic writing, anda bisa melatih pasien mula-mula dengan memberitahu bagaimana cara memegang pensil atau pena dengan tangan utama, biasanya kanan (atau tangan kiri jika pasien kidal), dan kemudian bagaimana menaruh tangan yang memegang pena tersebut pada selembar kertas.

Setelah itu anda memberi instruksi kepada bawah sadar untuk mulai menulis. Fenomena hipnotik ini memungkinkan terapis mengakses “kandungan informasi” yang tersimpan rapat dalam pikiran bawah sadar pasien. Namun, sebagaimana anda lihat pada contoh sesi Milton Erickson di ebook Pola Sugesti dan Strategi Terapi, seringkali dibutuhkan kesabaran untuk membuat pasien mampu memunculkan kemampuannya melakukan automatic writing.

Sekarang, ada baiknya kita memahami terlebih dulu feomena automatic writing dalam kaitannya dengan tindakan menulis dalam keseharian kita. Ini berguna untuk menanamkan gagasan tentang proses menulis. Ketika orang menulis, mereka biasanya menulis tanpa terlalu banyak memikirkan bagaimana caranya. Tangan mereka akan bisa bergerak sendiri, sejauh ia sudah tahu apa yang akan ditulisnya. Kecakapan menulis ini telah dipelajari sangat lama, sejak mereka kanak-kanak. Itu adalah menulis untuk menuangkan isi pikiran sadar.

Automatic writing adalah menulis dalam keadaan trance. Dan karena dalam keadaan trance perilaku pasien dikendalikan oleh bawah sadar, maka automatic writing adalah tindakan menulis yang dimaksudkan untuk isi pikiran bawah sadarnya. Karena ini merupakan fenomena hipnotik yang cukup kompleks, maka latihan mutlak diperlukan oleh pasien, dan terapis perlu menguasai kecakapan tentang bagaimana cara melatih pasien untuk memiliki kemampuan ini. Pasien harus berlatih menggerakkan tangannya, dan membuat tangan itu bergerak dengan sendirinya untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiran bawah sadarnya.

Informasi apa yang didapat dengan automatic writiing?
Automatic writing biasanya baru bisa terjadi ketika pasien dalam keadaan trance yang sangat dalam, ketika pikiran sadar pasien betul-betul terlumpuhkan. Dengan kata lain, pasien betul-betul mengalami keadaan disosiasi dengan pikiran sadarnya. Ini akan membuat pasien benar-benar tidak menyadari apa yang ia tulis. Paling tidak tangan pasien harus terdisosiasi dari tubuhnya sehingga tampak ia menulis dengan sendirinya. Ini akan membuat tangan itu menuliskan secara otomatis informasi bawah sadarnya.

Jadi, prinsip automatic writing adalah pasien tidak menyadari apa yang ia tulis, dan ia bahkan tidak menyadari bahwa ia menulis sesuatu. Anda harus menghentikan latihan dan memulai lagi dari awal jika ada gelagat bahwa pasien menyadari ia sedang menulis sesuatu atau pikiran sadarnya ikut ambil bagian dalam penulisan. Manfaat sangat penting dari automatic writing adalah terapis bisa menggali lebih jauh informasi yang terpendam sangat dalam di bawah sadar pasien. Sering sekali ini adalah informasi yang sangat berguna bagi anda untuk mengetahui sumber masalah yang sesungguhnya. Jika anda bisa mendapatkan informasi dari bawah sadar melalui automatic writing, maka anda akan menemukan pendekatan yang lebih tepat dalam menjalankan terapi.

Kenapa pasien amnesia terhadap automatic writing
Ada dua hal yang membuat pasien biasanya amnesia terhadap automatic writing, dalam arti ia tidak tahu bahwa ia menulis, dan ia tidak tahu apa yang ia tulis. Pertama, automatic writing biasanya terjadi pada level trance yang sangat dalam, sehingga memang betul-betul tidak ada campur tangan dari pikiran sadarnya. Kedua, informasi yang disampaikan melalui automatic writing seringkali adalah informasi tentang sesuatu yang traumatik.

Pola yang lazim pada kebanyakan orang adalah melupakan hal-hal yang traumatik. Terhadap hal-hal semacam itu orang cenderung menguburnya dalam-dalam. Karena itulah dengan automatic writing, anda bisa jadi akan mendapatkan informasi-informasi yang sebelumnya terkubur rapat-rapat dan tidak pernah disadari sama sekali oleh pasien.

Seringkali informasi yang muncul dalam automatic writing adalah informasi yang samar-samar, dengan tulisan cakar ayam seperti tulisan kanak-kanak. Jadi, kalaupun pasien membaca tulisannya sendiri, seringkali ia tidak akan paham artinya dan ia bahkan tidak tahu bahwa itu tulisannya. Anda bisa membuat pasien memahami arti tulisan itu dengan cara mengangkatnya dan memberikan sugesti kepada bawah sadar bahwa pasien bisa pelan-pelan memahami arti tulisan tersebut. Cara ini biasanya akan menghasilkan pemahaman terhadap akar masalah. Namun, sekalipun sangat bermanfaat untuk mengetahui kenapa sebuah masalah bisa muncul, hal itu tidak dengan sendirinya mengindikasikan bahwa masalah sudah teratasi. Anda tetap harus melakukan penanganan untuk membereskan masalah dengan pedekatan yang paling tepat.

Mengajarkan automatic writing dalam latihan bertahap
Jika anda memiliki minat dan kesabaran untuk melakukan eksperimen-eksperimen dalam hipnosis, saya menyarankan anda bereksperimen untuk melatih subjek melakukan automatic writing. Banyak melakukan eksperimen akan memberi anda kelengkapan peralatan dalam menjalankan terapi.

Dalam pengalaman saya, melatih automatic writing memang sangat memerlukan kesabaran dalam melatih dan kecerdikan dalam menyampaikan gagasan-gagasan yang mendukung keberhasilan subjek melakukannya.

Bagaimanapun, subjek dalam hipnosis tidak bisa begitu saja melakukan automatic writing tanpa latihan. Kesabaran dan ketepatan anda dalam melatih pasien akan membuka peluang kepada pasien untuk berhasil mewujudkannya secara tahap demi tahap. Namun, penting anda camkan bahwa setara dengan kesabaran anda dalam melatihnya, saat pasien bisa melakukan automatic writing, anda akan mendapatkan manfaat besar dari fenomena tersebut. Anda bisa mengakses informasi bawah sadar yang sungguh amat berharga.

Tidak ada cara lain untuk membuat orang mahir melakukan sesuatu kecuali melakukan latihan secara bertahap. Anggaplah bahwa anda sedang melatih seseorang melakukan angkat beban. Beban terberat akan bisa diangkat oleh orang itu melalui latihan untuk mengangkat beban secara bertahap.

Anda bisa memulainya dengan meminta pasien untuk melakukan disosiasi antara tangan dan tubuh, atau disosiasi antara telapak tangan dan lengan. Proses berikutnya, anda melatih pasien memegang pena dan menggerakkannya secara spontan dengan membuat garis-garis sederhana. Bisa tarikan garis dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Itu untuk melatih jari-jari menggerakkan pena secara tidak sadar. Kebanyakan pasien punya pengalaman mencoret-coret kertas.

Latihan selanjutnya bisa anda berikan dengan mensugesti pasien untuk menuliskan satu huruf saja. Yang paling mudah adalah anda meminta dia menuliskan huruf depan dari namanya sendiri. Keberhasilan dalam menulis satu huruf ini bisa anda lanjutnya dengan menulis satu huruf untuk merespons sugesti. Dalam hal ini anda bisa memintanya menulis huruf Y untuk jawaban “ya” terhadap pertanyaan yang anda sampaikan, atau T jika ia memberikan jawaban “tidak”.

Setelah tahap ini dilalui, anda bisa meminta pasien untuk menulis satu kata. Masih berhubungan dengan respons atas pertanyaan yang anda sampaikan, pasien bisa menuliskan kata ya atau tidak atas pertanyaan-pertanyaan anda.

Ketika ia berhasil melakukannya, selanjutnya anda bisa meminta tangan pasien melakukan pekerjaan lebih spesifik, yakni menuliskan informasi yang ingin disampaikan oleh bawah sadar. Maka, ketika tangan itu sudah lebih cakap menjalankan pekerjaannya, pasien akan bisa menuliskan sesuatu yang merupakan informasi bawah sadar—tanpa campur tangan pikiran sadarnya.

Catatan:
Beberapa kali saya memulai latihan automatic writing pada subjek dengan cara meminta dia membayangkan atau melihat dirinya sendiri melakukan itu. Imajinasi sering sekali membantu memudahkan orang untuk mewujudkannya. Dengan meminta subjek anda melihat dirinya sendiri melakukan tindakan automatic writing, anda memberikan gambaran yang jelas kepadanya tentang bagaimana ia harus melakukan itu. Setidaknya ia sudah memiliki pengalaman dalam benaknya bahwa ia bisa melakukan itu.

Salam,
A.S. Laksana