Hari Ke-24 : Matching dan Mirroring Pernafasan

Materi ke-24
Matching dan Mirroring Pernafasan

Tarikan dan Hembusan Nafas Anda adalah Sugesti
Milton Erickson sangat piawai dalam memanfaatkan apa saja yang ada padanya sebagai sarana untuk menyampaikan sugesti tidak langsungnya. Salah satu yang mendapat perhatian orang adalah bagaimana ia juga memanfaatkan tarikan dan hembusan nafas sebagai sugesti non-verbal untuk mula-mula membangun keterhubungan dengan pasien dan kemudian mengarahkan pernafasan pasiennya.

Tampaknya ia memperlakukan pernafasan sebagaimana ia memperlakukan kata-kata dan bahasa. Erickson selalu akan berbahasa sebagaimana bahasa yang digunakan pasiennya, itu cara untuk membuat pasien merasa nyambung dengannya. Bahkan ketika berhadapan dengan pasien yang menggunakan bahasa kasar, ia juga akan menggunakan struktur yang kasar itu tetapi pelan-pelan mengubah kandungannya. Dengan cara itu ia menyodorkan perubahan kepada pasien dalam cara yang sangat halus dan tidak disadari oleh pasiennya. Pasien bahkan tidak menyadari bahwa percakapan itu sebenarnya sudah berubah. Ia menerima perubahan itu tanpa bisa menolak karena ia tidak menyadarinya. Yah, orang tidak bisa menolak apa yang tidak ia ketahui, bukan?

Begitupun dengan pernafasan. Mula-mula Erickson akan menyesuaikan pernafasannya dengan pernafasan pasien, sampai beberapa waktu, sampai bawah sadar pasien mengenali “keselarasan” antara dirinya dan sang terapis.

Mempertahankan Kontak
Ketika menggunakan pernafasan sebagai sugesti, Erickson akan sedikit mengupayakan agar tarikan dan hembusan nafasnya ditangkap oleh pasien. Jadi saat pasien menarik nafas, ia memperdengarkan bunyi tarikan nafas untuk membarengi tarikan nafas pasiennya. Demikian pula dengan tindakan menghembuskan nafas.

Anda akan menyadari pentingnya “sedikit memperdengarkan” bunyi tarikan dan hembusan nafas ini pada saat pasien sudah memasuki kondisi trance. Trance adalah pengalaman eksklusif antara pasien dan terapis. Dalam keadaan seperti itu, pasien akan mempertahankan kontak dengan terapis dengan berbagai cara. Dan ketika ia bisa menangkap pernafasan terapis, yang selaras dengan pernafasannya, ia bisa memasuki trance dengan tenteram karena kontaknya dengan terapis tetap terjaga.

Matching dan Mirroring
Sekarang, para pembelajar NLP memahami hal itu sebagai bagian dari strategi matching dan mirroring, sebuah strategi yang dimaksudkan untuk membangun rapport. Sebagai terapis, anda bisa melatih diri memperhatikan hal-hal terkecil dari pasien anda. Dengan menyesuaikan pola pernafasan anda dengan pola pernafasan pasien, secara bawah sadar pasien akan mengenali “keselarasan” antara dirinya dengan anda.

Dan cara melakukannya sangat gampang, tetapi bagaimanapun anda perlu membiasakan diri untuk melakukanya, sehingga terbangun kebiasaan spontan bahwa anda selalu menyelaraskan pernafasan anda dengan pernafasan pasien.

Mula-mula anda mengikuti pola pernafasan pasien, menyesuaikan tarikan dan hembusan nafas anda dengan tarikan dan hembusan nafas pasien. Saat pasien menarik nafas anda menarik nafas, saat pasien menghembuskan nafas anda menghembuskan nafas. Sama persis. Upayakan anda sendiri mendengar bunyikan tarikan dan hembusan nafas anda.

Setelah tarikan dan hembusan nafas anda selaras dengan tarikan dan hembusan nafas pasien atau subjek anda, ada bisa menyodorkan sugesti dengan mengubah pernafasan anda menjadi lebih panjang dan lebih tenang. Pasien, karena sudah selaras dengan anda, akan mengubah juga tarikan dan hembusan nafasnya sesuai dengan sugesti atau perubahan yang anda tawarkan melalui pernafasan anda sendiri. Pendekatan tidak langsung ini akan membantu pasien rileks dengan sendirinya.

Catatan:
Pada pasien-pasien tertentu anda tidak mungkin melakukan matching dan mirroring pernafasan. Misalnya, pada pasien asma yang bernafas tersengal-sengal atau pada pasien yang mengalami kesulitan pernafasan.

Salam
A.S. Laksana