Hari Ke-25 : Induksi Cermin Ganda

Materi ke-25
Induksi Cermin Ganda

Penggandaan Diri dengan Prinsip Disosiasi
Teknik ini akan sangat bermanfaat bagi terapis dengan jam terbang yang sudah tinggi. Tetapi teknik apa pun sebetulnya perlu dipraktekkan berulang-ulang dalam sesi eksperimen sebelum anda menerapkannya dalam sesi terapi. Setidaknya, ketika anda menggunakan teknik tersebut, anda sudah memiliki persiapan yang cukup dalam menerapkannya dan tahu bagaimana menghadapi situasi-situasi yang tidak diinginkan.

Teknik cermin ganda ini melibatkan tiga hal sekaligus: disosiasi, regresi, dan sekaligus induksi trance. Karena itu ia akan sangat bermanfaat digunakan sebagai pendekatan terapi yang memerlukan tiga komponen ini.

Dengan teknik ini, anda meminta pasien untuk melihat dirinya sendiri di dalam bayangn cermin. Lalu ia melihat sosok dirinya (yang usianya lebih muda) keluar dari tubuh yang ia lihat di cermin. Lalu sosok diri yang lain keluar lagi, dan seterusnya. Anda bisa mensugesti pasien atau subjek anda untuk melihat sosok dirinya dalam berbagai usia keluar dari tubuh atau diri yang lain.

Ada dua model induksi yang bisa anda terapkan dalam teknik penggandaan ini. Berikut adalah prosedurnya:

Model Pertama
  • Anda meminta pasien menutup mata
  • Pasien melihat bayangannya di cermin
  • Ia melihat dirinya sendiri memasuki kondisi trance (dengan sugesti dari anda)
  • Ia diberi tahu bahwa pikiran bawah sadarnya akan mengizinkan diri yang lebih muda keluar dari tubuhnya. Itu adalah diri yang berasal dari masa-masa sulit yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi pasien anda.
  • Mintalah kepada pasien anda untuk melihat diri yang lebih muda itu bergeser ke sebelah kanan tubuhnya.
  • Selanjutnya, ia diminta melihat lagi bayangan diri yang lebih muda ketimbang yang pertama keluar lagi dari tubuhnya dan bergeser ke arah kiri.
  • Anda bisa melanjutkan proses ini sampai ada beberapa diri dengan berbagai usia yang lebih muda berdiri berjajar di sekitar tubuh pasien. Dengan mereka, pasien anda bisa berdiskusi untuk membahas masalah.
Model Kedua
  • Anda meminta pasien menutup mata
  • Pasien melihat bayangannya di cermin
  • Ia melihat dirinya sendiri memasuki kondisi trance (dengan sugesti dari anda)
  • Ia diberi tahu bahwa pikiran bawah sadarnya akan mengizinkan diri yang lebih muda keluar dari tubuhnya. Itu adalah diri yang berasal dari masa-masa sulit yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi pasien anda.
  • Mintalah kepada pasien anda untuk melihat diri yang lebih muda itu bergeser ke sebelah kanan tubuhnya.
  • Dalam model kedua ini, penggandaan berikutnya terjadi pada diri yang baru keluar itu. Jadi, mintalah pasien anda melihat diri lainnya yang lebih muda keluar dari diri pertama dan ia bergeser ke kanan lagi. Dari diri yang baru keluar ini muncul lagi diri yang lain (yang lebih muda), bergeser ke kanan lagi.
  • Lanjutkan prosesnya sampai pasien melihat di cermin sederetan sosok dirinya dari berbagai usia yang siap berdiskusi dengannya.
Saat masing-masing sosok memisahkan diri dan melangkah keluar dari sosok lainnya, anda menyampaikan sugesti bahwa pasien bisa melihat dan mendengar masing-masing bicara sesuai dengan umurnya. Dan anda bisa meminta masing-masing diri yang keluar dari diri lainnya itu (atau yang keluar dari tubuh jika anda menggunakan model pertama) masing-masing berasal dari masa-masa sulit yang dihadapi pasien sepanjang pengalaman hidupnya. Dengan demikian pasien akan bisa mengakses tiap-tiap diri itu berkaitan dengan problem mereka masing-masing dari tingkatan usia yang berbeda.

Sekelompok Diri yang Bekerjasama
Proses terapi berlangsung dengan cara anda mensugesti pasien untuk bercakap-cakap dengan diri yang berbeda-beda itu. Pasien akan melibatkan tiap-tiap diri itu sebagai bagian dari proses penyembuhan. Akan lebih baik jika anda meminta pasien untuk menjadikan mereka itu satu kelompok yang bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah. Ini proses negosiasi terapetik yang sangat besar manfaatnya bagi pasien anda. Melalui proses ini, seluruh pengetahuan eksperiensialnya sebagai sumberdaya yang dilibatkan, dan itu akan memberi pasien perasaan bahwa bawah sadar mereka menjadi bagian dari proses penyembuhan.

Penyatuan kembali sebelum terminasi
Karena proses ini melibatkan pemisahan diri, anda mestinya tidak membiarkan pasien dalam keadaan disosiasi atau keadaan regresi ketika anda membangunkannya dari kondisi trance. Anda harus selalu ingat untuk meminta mereka masuk kembali. Pemisahan dan penyatuan kembali bagian-bagian itu penting dalam proses penyembuhan. Di tangan terapis yang sudah fasih, teknik ini akan membantu pasien untuk mengembangkan wawasan untuk memahami masalah dan memberinya kesempatan untuk memanfaatkan semua sumberdaya masing-masing diri dalam berbagai usia.

Alternatif penanganan:
Selain cara di atas, anda bisa juga melakukan terapi dengan membereskan masalah pada masing-masing diri itu.

Catatan:
Teknik ini tidak disarankan kepada pasien psikotik dengan gangguan kepribadian terbelah.

Salam,
A.S. Laksana