Materi Hari ke-9
Induksi Hand-Levitation
Hand-Levitation atau tangan yang terangkat naik dengan sendirinya adalah salah satu fenomena hipnotik yang berkaitan dengan gerakan otot (ideomotor). Dalam kelompok ideomotor ini, anda bisa melihat antara lain fenomena-fenomena seperti mengangkat jari telunjuk, menganggukkan atau menggelengkan kepala, automatic writing, mengedipkan kelopak mata, dan sebagainya.
Sebagai teknik induksi, hand-levitation sudah lazim digunakan oleh hipnotis dari waktu ke waktu. Dalam tradisi otoritarian, hipnotis akan memberikan sugesti langsung dalam bentuk perintah, yang memberi kesan bahwa seolah-olah subjek begitu patuh dan mau mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh hipnotis. Erickson memperhalusnya dengan menerapkan hipnosis tak-langsung (indirect hypnosis) dan mengembangkannya lebih lanjut dengan pendekatan utilisasi. Dalam pendekatan tak-langsung Erickson, nyaris tidak ada sugesti yang disampaikan dalam bentuk perintah.
Pada setiap sesi hipnosis, Erickson biasa menanamkan gagasan-gagasan dan sugesti terselubung demi mendorong proses bawah sadar subjeknya. Tindakan menanamkan gagasan ini bermanfaat nantinya untuk membantu subjek agar lebih mudah dalam memunculkan fenomena hipnotik tertentu. Berkaitan dengan hand-levitation (tangan yang terangkat naik dengan sendirinya), ia akan menanamkan gagasan lebih dulu dengan cerita-cerita ringan, perumpamaan, atau anekdot tentang perasaan ringan, sesuatu yang melayang naik di udara, dan sebagainya. Dengan demikian subjek mendapatkan pengetahuan yang logis secara sadar dan merangsang berlangsungnya proses bawah sadar untuk mewujudkan gagasan tersebut.
Kenapa menerapkan induksi Hand-Levitation
Dalam kelompok idoeomotor, hand-levitation adalah fenomena yang mudah diwujudkan tanpa mengganggu kenyamanan subjek. Ia bisa tetap duduk nyaman di kursi, menikmati situasinya, menikmati pengalamannya, dan tidak harus bekerja keras untuk mengangkat tangannya sesuai dengan sugesti yang ditanamkan. Selain sebagai teknik induksi, hand-levitation adalah bukti bahwa pasien memasuki trance. Fenomena hipnotik ini juga bisa anda gunakan sebagai metafora tentang pengendalian otot.
Bagaimana menerapkan induksi Hand-Levitation
Ada dua langkah dalam menerapkan hand-levitation, yakni memfokuskan perhatian subjek dan kemudian membimbing subjek untuk mewujudkan fenomena hipnotik. Di bawah ini adalah pembahasan kedua langkah itu.
1. Memfokuskan perhatian subjek anda pada sensasi di kedua tangannya.
Anda harus memikat perhatian subjek anda untuk merasakan perbedaan pada tangan kanan dan kiri. Sampaikan hal itu secara ringan saja. Misalnya anda mengatakan, “Jadi, M, sekarang aku ingin kau memperhatikan hal-hal kecil yang tidak pernah kauperhatikan sebelum ini... yaitu mengenai perasaan di kedua tanganmu. Tangan kananmu mungkin terasa lebih ringan dan cenderung terangkat naik, sementara tangan kirimu terasa lebih berat dan cenderung menekan ke bawah. Atau sebaliknya jika kau kidal. Atau kau sekadar memperhatikan bahwa tanganmu yang terasa ringan itu rasa-rasanya tidak menyentuh pahamu. Apa pun yang kaurasakan, sekarang kau memberi perhatian pada perasaan berbeda di kedua tanganmu....”
Salah satu prinsip psikologi hipnosis adalah bahwa ketika perhatian dipusatkan pada satu gagasan, bawah sadar akan mewujudkan gagasan tersebut. Anda memusatkan perhatian subjek anda pada perasaan berbeda di kedua tangan, yang satu terasa lebih ringan dan yang satunya terasa lebih berat. Dan, begitulah, ketika anda menyampaikan tentang perbedaan di kedua tangan itu, subjek anda akan membenarkan apa yang anda sampaikan. Bawah sadarnya akan mewujudkan gagasan anda menjadi kenyataan. Tak ada masalah tangan mana pun yang terasa lebih ringan, ia akan terangkat pada saatnya.
Kuncinya adalah permintaan anda kepada subjek untuk memperhatikan perbedaan pada kedua tangan. Ada sugesti terselubung di sana mengenai “perbedaan perasaan pada kedua tangan” dan itu akan meningkatkan sensasi pada kedua tangan subjek. Anda bisa memperkuat sensasi itu dengan menambahkan, misalnya, “Semakin berat anda rasakan tangan kiri anda, semakin ringan anda rasakan tangan kanan anda....”
Oke, anda sudah menanamkan gagasan tentang perasaan berbeda pada kedua tangan. Subjek sudah memfokuskan perhatian dan membenarkan apa yang anda katakan. Yang terjadi selanjutnya adalah fenomena alami saja sebenarnya. Ketika seseorang merasakan salah satu tangannya lebih berat, tangan yang lain otomatis terasa lebih ringan. Di luar sensasi berat dan ringan, anda bisa menanamkan gagasan apa saja pada kedua tangan tersebut: hangat dan dingin, sensitif dan kebas, dan sebagainya. Itu tergantung pada fenomena apa yang nantinya anda ingin pasien anda mewujudkannya.
2. Arahkan subjek anda untuk memunculkan fenomena hand-levitation.
Ketika anda memfokuskan gagasan, anda sekaligus menanamkan gagasan kepada subjek anda. Anda sudah mengatakan “satu tangan terasa ringan dan cenderung terangkat naik” dan ketika tangan itu terasa semakin ringan, maka pada saatnya ia akan terangkat naik dengan sendirinya. Pada tahap mengarahkan ini, yang anda lakukan adalah mengubah sensasi tentang rasa ringan di salah satu itu menjadi dorongan untuk terangkat naik tanpa ia sadari.
Sugesti untuk mengarahkan munculnya hand-levitation bisa sangat simpel. Saya mengatakan secara enteng kepada subjek saya, “Pada kebanyakan orang, ketika mereka mendapati salah satu tangan terasa semakin ringan, M, tangan yang sangat ringan itu pada akhirnya akan terangkat naik dengan sendirinya... pada waktunya. Dan kau hanya menunggu... aku menunggu... sebuah pengalaman menyenangkan yang tak pernah kausadari....”
Hand-Levitation dengan Visualisasi
Kadang anda bisa juga meminta subjek memejamkan mata dan membayangkan salah satu tangannya, yang terasa ringan, terangkat naik begitu saja. Ini adalah jenis teknik rehearsal. Anda meminta subjek membayangkan atau melihat dalam benak bahwa ia mengalami keberhasilan hand-levitation. Kadang cara ini akan memunculkan hand-levitation yang sebenarnya, kadang tidak. Subjek bisa saja sudah merasa nyaman hanya dengan membayangkan tangannya terangkat naik, sementara tangan itu sendiri tidak benar-benar terangkat naik.
Tidak ada masalah dengan hal ini sejauh pasien “meyakini” bahwa tangannya sungguh-sungguh terangkat naik. Ketika anda menggunakan teknik visualisasi hand-levitation, anda tidak harus memaksa subjek anda harus benar-benar membuat tangannya terangkat. Anda hanya mengikuti apa yang nyaman bagi subjek anda. Jika ia nyaman dengan hanya membayangkan, itu tidak ada masalah.
Penting diingat:
Ketika anda melakukan induksi trance, bimbing subjek anda secara rileks. Ya, anda perlu rileks, serileks mungkin, saat anda menghadapi subjek dan menyampaikan sugesti-sugesti anda. Kenapa anda perlu serileks mungkin dalam melakukan induksi? Sebab anda perlu menampilkan kepercayaan diri di hadapan subjek anda.
Biasanya orang bisa tampil sangat rileks ketika ia memiliki kepercayaan diri. Semakin rileks anda, semakin percaya diri anda. Bisa juga sebaliknya, semakin percaya diri anda, semakin rileks anda membawakan diri dan mempraktekkan kecakapan anda. Subjek atau pasien anda akan bisa menaksir kegelisahan anda atau ketidakpercayaan diri anda. Mereka akan bisa mengetahuinya dari kalimat-kalimat yang anda sampaikan kepadanya. Jika anda menyampaikan kalimat-kalimat anda secara rileks, subjek akan percaya bahwa anda memang memiliki kecakapan yang dibutuhkan.
Anda menempatkan diri satu langkah di depan subjek anda. Katakanlah anda akan membimbing subjek anda memasuki kondisi trance dengan induksi hand-levitation. Sebagai pembimbing, anda perlu menempatkan diri selangkah di depan subjek anda. Ketika anda mendahului apa yang pasti dilakukan oleh subjek anda, secara sadar atau tidak, dan anda memberikan sugesti berkaitan dengan apa yang pasti akan terjadi itu, maka subjek akan meyakini bahwa itu terjadi karena sugesti anda. Anda bisa melakukan ini dengan meningkatkan pengalaman hipnosis anda dan memahami psikologi orang. Jika tangan itu akan terangkat, pasien akan memberitahukannya kepada anda, baik secara lisan maupun non-lisan.
Anda perlu mengantisipasi pelbagai kemungkinan, termasuk sekiranya subjek gagal mengangkat tangannya. Dalam Ericksonian Hypnosis anda mengenal jenis sugesti yang digunakan untuk mencakup segala kemungkinan respons. Ini adalah sugesti yang bisa anda gunakan untuk mengantisipasi respons apa pun yang diberikan oleh subjek. Dan ini adalah sugesti yang tidak mungkin gagal.
Dalam induksi hand-levitation, anda bisa mengatakan, “Sekarang, M, tentang tanganmu. Kau sudah memperhatikannya baik-baik, bukan? Mungkin tangan yang ringan itu akan terangkat naik pada waktunya, mungkin ia akan nyaman saja di tempatnya dan tidak merasa perlu terangkat... tidak ada masalah dengan itu. Mungkin kau lebih suka membayangkan saja dalam benakmu bahwa tangan yang terasa ringan itu terangkat. Apa pun yang berkembang saat ini, yang penting bagimu adalah kau mendapati perasaan tertentu yang berbeda pada kedua tanganmu....”
Dengan sugesti semacam itu, anda memberi ketenteraman pada subjek sekiranya ia gagal memunculkan hand-levitation.
Salam
A.S. Laksana