Hari ke-10 : Sugesti Sambil Lalu

Sugesti sambil lalu bentuknya begini: anda menyampaikan sebuah pernyataan dalam pola truisme dan kemudian menyusulinya dengan sugesti. Ia kira-kira seperti kalimat N.B. pada sebuah surat yang anda tujukan kepada seseorang, atau pesan tambahan yang anda susulkan setelah anda menyampaikan pesan utama. Dan, anda tahu, biasanya seorang pembaca surat akan memberi perhatian pada N.B.

Jadi, yang pertama anda pahami, 
sugesti sambil lalu berisi truisme dan sugesti.

Ia merupakan sugesti yang penting dalam pola penyampaian tak langsung. Sugesti sambil lalu akan membantu terapis untuk membuat pasien menggeser kesadarannya selagi proses induksi dijalankan, atau mendorong perubahan perilaku selama berlangsungnya terapi.

Sebagai contoh, anda bisa menyampaikan kepada pasien anda, “Kau bisa terus memandang cangkir itu dan memperhatikan perasaan di kedua tanganmu.”

Dalam contoh ini truisme dan sugesti dihubungkan oleh kata penghubung “dan”. Sesungguhnya tidak ada hubungan antara pernyataan “memandangi cangkir” dan “perasaan di kedua tangan”, namun dengan kata penghubung “dan” anda memberi implikasi seolah-olah ada hubungan antara kedua pernyataan tersebut.

Selain kata penghubung “dan”, antara truisme dan sugesti bisa dikaitkan dengan jeda sebagai penghubung. Perhatikan contoh di bawah ini:

“Kau bisa duduk saja di kursimu... [jeda]... merasakan ketenteraman aliran darahmu.”

Atau kadang sugesti bisa disampaikan lebih dulu dan disusuli dengan truisme. Pada format yang seperti ini, truisme seolah-olah digunakan untuk memberi alasan logis pada sugesti yang disampaikan. Perhatikan contoh berikut:

“Kau bisa menikmati kebahagiaanmu ... [jeda]... ya, setiap orang memiliki kenangan yang membahagiakan.”

Dalam kalimat di atas, mula-mula anda menyampaikan sugesti untuk merasakan kebahagiaan, diikuti oleh jeda, dan kemudian diikuti dengan truisme bahwa setiap orang memiliki kenangan yang membahagiakan. Jeda bisa berfungsi sebagai “dan” atau “karena”, tetapi jeda juga berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk merespons sugesti anda. Setelah kira-kira cukup waktunya, anda kemudian menyusulkan truisme “ya, setiap orang memiliki kenangan yang membahagiakan.”

Kata “ya” sekaligus memiliki dua sasaran. Ia bisa digunakan untuk membenarkan respons pasien atas sugesti anda, dan ia juga dimaksudkan sebagai penegas untuk truisme yang anda susulkan.

Sekarang, kapan anda menempatkan truisme di depan atau di belakang sugesti? Hal itu ditentukan oleh respons pasien terhadap sugesti-sugesti yang anda sampaikan kepadanya. Jika menurut pertimbangan anda lebih baik “truisme-sugesti” maka anda bisa menggunakan susunan ini. Jika sebaliknya, anda bisa menggunakan “sugesti – truisme”. Pada akhirnya, ketika kecakapan anda semakin meningkat, anda akan mudah untuk membuat keputusan secara intuitif untuk mengikuti respons pasien anda.

Sugesti sambil lalu bisa anda gunakan untuk induksi trance maupun untuk tujuan terapetik

Karena induksi trance merupakan tantangan tersendiri bagi terapis, maka lazim bahwa banyak orang hanya menggunakan sugesti tak langsung untuk menginduksi trance. Ketika berhasil membuat pasien memasuki trance, orang merasa sangat lega. Ini biasanya terjadi pada hipnotis yang sedang mengumpulkan jam terbang.

Saya akan menyampaikan dalam kesempatan ini bahwa seharusnya anda juga menggunakan sugesti tidak langsung untuk tujuan mendorong terjadinya perubahan terapetik. Untuk kepentingan induksi trance, sugesti sambil lalu anda bisa seperti berikut: “Anda bisa memperhatikan kedipan mata anda dan merasakan kelopak mata anda memberat.”

Untuk tujuan perubahan terapetik sugesti anda bisa seperti ini: “Anda pernah merasakan rileks pada berbagai kesempatan di waktu lalu, dan anda bisa mengulanginya lagi di masa-masa mendatang.”

Atau: “Setiap orang selalu ingin mengulangi hal-hal yang memberinya ketenteraman dan anda bisa mengulangi perasaan itu setiap kali membuka mata di pagi hari.”

Anda tahu, truisme tak bisa ditolak karena ia menyampaikan fakta yang memang tak terbantahkan. Ia memperkuat sugesti dan memperkokoh keyakinan. Ia juga membantu terbangunnya keterhubungan anda dengan pasien dan mengembangkan kepercayaaan. Singkatnya, truisme memberi landasan kokoh bagi sugesti-sugesti anda.

Keluar-masuk trance: membuat pasien menggeser kesadarannya dari realitas eksternal ke internal.
Prinsipnya seperti ini: Jika anda menyampaikan sugesti sambil lalu yang berisi truisme tentang perilaku ekternal (kenyataan yang bisa diamati) dan diikuti dengan sugesti tentang sebuah realitas internal (kenyataan yang tidak bisa diamati), pasien akan menggeser kesadarannya dari realitas eksternal ke internal. Perhatikan contoh di bawah ini:

“Kau memandang sesuatu di kejauhan dan berbagai kenangan melintas dalam benakmu.”

Sugesti semacam itu secara otomatis akan menggeser kesadaran pasien dari realitas ekternal ke realitas internalnya. Pendekatan ini akan efektif anda gunakan untuk induksi trance. Bahkan, jika anda berniat membimbing pasien anda memasuki trance dengan satu jenis sugesti ini, anda bisa melakukannya dengan menyampaikan serangkaian sugesti sambil lalu semacam itu.

Sekarang, perhatikan contoh serangkaian sugesti sambil lalu yang bisa anda gunakan untuk menginduksi trance:

“Kau bisa memperhatikan kedua tanganmu... dan... dan merasakan tekstur kain celanamu.”

“Ya, kau bisa merasakan tekstur itu.. dan... merasakan kehangatan di tubuhmu."

“Ya, begitu.... kau bisa merasakan kehangatan tersebut berkembang sekarang.. dan... itu bisa membawa ingatanmu pada sebuah tempat yang hangat dan nyaman.”

Di sini kita melihat sugesti pertama sebagai truisme tentang pengalaman yang bisa diamati: “melihat tangan”, yang kemudian diikuti sugesti tentang pengalaman yang bisa diamati juga: “merasakan tekstur kain celana.” Truisme ini, dan sugesti yang mengikutinya, menggerakkan pasien untuk menyadari situasinya dan merasakan pengalaman yang tengah berlangsung. Anda melakukannya untuk memudahkan terbangunnya keterhubungan (rapport) antara anda dan pasien anda. Sekaligus ini juga cara untuk mempersiapkan pasien anda berfokus pada realitas internalnya

Selanjutnya, pada sugesti kedua, anda menyodorkan truisme tentang pengalaman yang bisa diamati, yakni “merasakan tekstur”, yang diikuti dengan sugesti untuk mengalami realitas yang tak bisa diamati, yaitu “merasakan sensasi kehangatan di tubuh”. Sugesti ini membawa pasien selangkah maju ke arah trance. Sugesti kedua ini anda awali dengan truisme yang menyinggung respons pasien terhadap sugesti sebelumnya. Dan kemudian anda menyusulinya dengan sugesti untuk mengalami realitas yang tak bisa diamati, yakni “merasakan kehangatan di tubuh”.

Sugesti terakhir menawarkan truisme tentang pengalaman yang tak bisa diamati “mengalami sensasi tersebut berkembang sekarang”, yang kemudian diikuti dengan sugesti untuk sesuatu yang tak bisa diamati, yaitu “ingatan tentang sebuah tempat yang hangat dan nyaman.”

Anda bisa melihat masing-masing sugesti saling beririsan, saling bersinggungan, dan bagaimana truisme yang anda sampaikan tidak lebih hanyalah mengikuti respons pasien terhadap sugesti sebelumnya. Format untuk rangkaian sugesti sambil lalu ini adalah sebagai berikut:

- Bisa diamati - bisa diamati
- Bisa diamati – tidak bisa diamati
- Tidak bisa diamati – tidak bisa diamati

Sekarang kita akan membahas penerapan pola tiga langkah tersebut untuk kepentingan induksi trance.

Dua cara untuk menggunakan Sugesti Sambil Lalu sebagai prosedur Induksi trance

Pertama, anda memulai dengan fakta tentang sesuatu yang bisa diamati dan mengakhiri rangkaian tiga langkah itu dengan menyebutkan fakta yang tidak bisa diamati. Ini akan membuat pasien menggeser perhatiannya dari situasi ekternal ke internal. Ia memasuki kondisi trance. Kemudian anda mengulangi lagi pola tiga langkah tersebut dengan sugesti baru. Itu akan membuat pasien kembali lagi memperhatikan fakta eksternal (keluar dari kondisi trance) dan berakhir dengan memasuki lagi fakta internal (memasuki trance lagi). Jika anda mengulangi pola ini berkali-kali, pasien anda akan keluar-masuk trance berkali-kali.

Cara ini efektif karena proses keluar-masuk trance yang terjadi berkali-kali akan menempatkan pasien pada situasi yang sulit melakukan perlawanan. Ini cara yang bisa anda lakukan pada pasien yang berkecenderungan resisten. Kenapa?

Diam-diam mereka akan memasuki situasi tak ada pilihan (double bind). Anda membuatnya memasuki kondisi trance dan membawanya keluar lagi, masuk lagi keluar lagi. Lalu masuk lagi, dan sebelum ia menikmati kondisi trance-nya, anda membawanya keluar lagi. Ini akan membuatnya frustrasi dan menantang hasrat mereka untuk benar-benar memasuki trance. Di sisi lain, jika mereka merasakan bahwa sugesti-sugesti anda terlalu melelahkan untuk diikuti, mereka akan terdorong untuk membebaskan diri dari situasi yang melelahkan ini. Dan cara paling mudah untuk terbebas dari kelelahan adalah dengan memasuki trance sepenuhnya.

Kedua, anda bisa menawarkan serangkaian sugesti dengan format “bisa diamati – bisa diamatai”, kemudian diikuti dengan berbagai jenis sugesti “bisa diamati – tidak bisa diamati”, dan terakhir diikuti lagi dengan berbagai jenis sugesti “tidak bisa diamati – tidak bisa diamati”. Dengan prosedur ini pasien akan secara bertahap memasuki trance melalui latihan yang disodorkan oleh terapis. Dan cara ini selalu bisa diandalkan untuk membawa pasien memasuki trance.

Catatan untuk materi ini:
Anda sudah perhatikan bahwa sugesti sambil lalu sangat simpel formatnya dan halus karena sugesti hanya disampaikan sambil lalu dan tidak langsung. Karena itu, ia dengan mudah bisa dipraktekkan dalam percakapan sehari-hari. Yah, pada dasarnya anda bisa menggunakan seluruh pola sugesti tak langsung dalam percakapan sehari-hari. Ini akan merupakan untuk menjadikan diri anda fasih dalam menerapkan pola komunikasi tak langsung.

Meskipun satu pola sugesti ini bisa efektif untuk menginduksi trance, saya menyarankan anda untuk tidak menggunakan hanya satu pola sugesti. Jika anda hanya menggunakan satu pola sugesti, misalnya hanya menggunakan sugesti sambil lalu seperti yang kita bahas saat ini, maka komunikasi anda akan terdengar repetitif. Namun saya juga tidak menganjurkan agar anda menggunakan seluruh pola sugesti yang ada. Sebagai latihan, akan baik bagi anda membatasi diri untuk hanya menerapkan beberapa pola sugesti. Sugesti tak langsung akan lebih efektif ketika anda menggunakan beberapa pola pada satu kesempatan.

Salam
A.S. Laksana

N.B. 
Selain dalam sesi formal, saya menyarankan kepada anda untuk menggunakan beberapa pola sugesti dalam percakapan sehari-hari. Anda seorang hipnotis, dan itu karena pola komunikasi anda hipnotik. Maka, sebaiknya selalu ingatkan diri sendiri untuk menggunakan pola-pola sugesti tak langsung dalam percakapan sehari-hari anda.