1. Hipnotis Magis

Pada tahun 1998 saya adalah seorang siswa kelas 2 SLTP yang masih sangat haus akan segala jenis pengetahuan. Saya tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat yang masih sangat kental dengan bau adat termasuk juga berbagai hal mistik. Saya tertarik dengan semua hal yang asing untuk logika saya. Bukan sekedar memelajari tetapi juga untuk merumuskannya secara logis. Sampai suatu hari, seorang kenalan saya memelajari sebuah konsep yang sangat menarik, hipnotisme.

Kekuatan pikiran, itulah yang muncul dibenak saya saat memikirkan hipnotisme. Keingintahuan saya semakin tak tertahankan menunggu untuk memeroleh pengetahuan yang unik tersebut. Kemudian dengan segala cara, mulai dari mengintip cara latihan, memberikan pertanyaan terselubung hingga berbagai hal konyol lainnya akhirnya saya mendapat konsep hipnotisme yang sama seperti yang dipelajari oleh teman saya tersebut. Saya tidak mau membuang waktu lebih lama lagi, hari itu juga saya langsung memulai latihan saya untuk membangkitkan kekuatan hipnotisme dari dalam diri saya.

Saya rajin melatih kekuatan hipnotisme mulai dari teknik penguatan otot mata dengan memandang sumbu lilin, memandang beberapa posisi titik hitam di tembok sampai pada penggunaan teknik pernapasan tertentu. Semua latihan ini menurut konsep yang saya pelajari adalah untuk membentuk kekuatan pandangan mata agar bisa “menguasai” orang lain yang kita pandang. Tidak hanya itu, saat memandang sumbu lilin dalam ruangan yang gelap saya dituntut untuk mengucapkan afirmasi yang sangat aneh. Kalimat afirmasinya adalah, “Aku hisap kekuatanmu, engkau tidak berdaya!”. Yah, terkadang saya sendiri merasa takut dengan apa yang saya lakukan selama latihan.

Enam bulan berlalu sejak saya mulai latihan. Saat ini kemampuan pandangan mata saya sudah bisa melenyapkan sebuah lingkaran hitam yang berdiameter lima centimeter yang saya gambar di tembok kurang dari sepuluh detik. Tentu saja titik tersebut tetap berada di sana, itu hanya efek yang terjadi pada penglihatan mata saya. Wow, akhirnya saya berhasil mencapai tahapan yang merupakan salah satu ciri munculnya “kekuatan hipnotisme” sesuai konsep yang saya latih selama ini. Karena saya bersekolah tiap hari tentunya korban percobaan hipnotisme yang pertama adalah teman sekelas saya. Dengan melakukan setiap langkah tepat seperti konsep yang saya pelajari, saya melakukan teknik pandangan hipnotisme pada seorang teman yang duduk dibelakang bangku saya. Satu orang, dua orang, tiga orang hingga beberapa anak dari kelas lain terkena pandangan hipnotisme saya. Dan parahnya tidak satupun dari mereka yang terhipnotis. Pantang menyerah mungkin adalah kalimat yang pantas saya teriakkan. Sesampainya di rumah saya langsung memburu teman sepermainan saya dan melakukan hal serupa. Dan kali ini hasilnya serupa. Tidak satupun terhipnotis, yang ada malah mereka marah-marah karena saya melotot tepat ke arah mereka dalam waktu yang lama.

Setelah melalui perenungan panjang saya kemudian mengambil kesimpulan bahwa konsep yang saya pelajari belum sempurna, terlalu makan waktu dan kurang efektif. Saya bakar semua catatan dan semua hal yang berhubungan dengan latihan aneh yang saya jalani selama enam bulan terakhir. Kita lihat sisi positifnya saja. Setidaknya saya masih punya kemampuan menghilangkan sebuah benda dari penglihatan saya. Tidak semua orang menguasainya jadi ini bisa sedikit saya banggakan untuk menutupi rasa kecewa saya. Saya menyebutnya penglihatan istimewa.

Beberapa minggu kemudian saya mulai menyadari bahwa penglihatan istimewa saya berkembang menjadi sesuatu yang otomatis bahkan berfungsi tanpa kendali dari saya. Bukan hanya titik hitam saja bahkan sekarang semua tulisan di papan tulis bisa menjadi sangat kabur atau hilang sama sekali jika saya memandangnya sedikit lebih lama. Apakah ini kabar baik? Entahlah tapi dokter yang saya temui menyarankan saya segera mengenakan kacamata. Hmmmm!!!.