7. Semantik Hipnosis

Semantic atau sering disebut sebagai semantik hipnosis secara mudah bisa juga dimaknai sebagai arti kata. Karena kata atau kalimat dalam hipnosis adalah unsur komunikasi utama dari hipnotis kepada klien maka keduanya harus memahami semantik dari sudut pandang yang sama. Perbedaan pengartian karena klien tidak paham atau hipnotis salah memilih kata bisa merugikan kedua belah pihak yaitu kegagalan bagi hipnotis dan klien.

Dalam keseluruhan proses hipnosis, semantik yang digunakan harus dipahami benar oleh hipnotis sehingga bisa mengomunikasikan dengan semua jenis klien seandainya memerlukan penggantian atau penyesuaian kata. Berikut beberapa semantik yang sering dijumpai dan digunakan pada proses hipnosis :

Di bawah

“Saat anda sedang berada di bawah hipnosis…”

Setelah saya memelajari ratusan literatur hipnosis, ternyata masih ada beberapa penulis yang masih menggunakan kata “di bawah” sedangkan sebagian besar lainnya sudah melakukan koreksi atas semantik ini. Dalam hipnosis tidak ada seorangpun yang berada di bawah apapun. Penggunaan kata “di bawah” umumnya dipakai pada masa awal perkembangan hipnosis karena masih belum dilakukan penyempurnaan teknik dan semantik secara menyeluruh. Penggunaan kata “di bawah” menunjukkan makna penguasaan atau ada sesuatu hal yang menguasai hal lain. Klien terutama yang tadinya sudah menerima penjelasan seputar hipnosis dengan benar bisa menjadi bingung atau bahkan takut karena kata “di bawah” yang menyiratkan penguasaan atas sesuatu tidak sesuai dengan jaminan kontrol penuh kesadaran klien dan keamanan klien. Saat klien merasa tidak nyaman atau bahkan takut hanya ada satu kemungkinan yaitu tidak akan tercapai trance hipnosis pada level yang dibutuhkan. Daripada menggunakan kata “di bawah”, kita sebagai hipnotis sebaiknya menggunakan kata “di dalam”.

Tidur


Untuk tujuan pembelajaran dalam buku ini tidak ada satupun induksi yang menggunakan kata tidur. Jika anda memelajari teknik induksi lebih lanjut terutama penggunaan induksi cepat dan induksi instan anda akan menemui hampir semuanya menggunakan kata tidur. Ketika seorang hipnotis menggunakan teknik induksi cepat atau induksi instan, teknik tersebut menimbulkan penuhnya muatan pikiran klien sehingga untuk satu atau dua detik area kritik pikiran sadar klien menjadi non aktif. Hipnotis yang telah melihat tanda non aktifnya area kritik segera menembakkan kata “tidur” langsung ke dalam pikiran bawah sadar. Dari awal kita sudah mengerti bahwa hipnosis bukanlah tidur tapi mengapa hipnotis dalam penggunaan induksi cepat dan induksi instan masih menggunakan kata tersebut? Berikut ini beberapa penjelasan mengapa harus menggunakan kata tidur :

  1. Hipnotis hanya punya waktu satu atau dua detik saat area kritik klien non aktif.
  2. Tidur merupakan reaksi alamiah manusia yang kurang lebih selalu memberikan relaksasi tubuh dan pikiran secara bersamaan.
  3. Kata tidur dipahami oleh semua orang.
  4. Kata lain tidak mungkin diucapkan dan direspon maksimal oleh klien dalam waktu satu atau dua detik.
Di bulan pertama saya mendalami hipnosis, saya adalah seorang otodidak yang banyak sekali melakukan eksperimen induksi hipnosis di lingkungan tempat tinggal saya. Pernah saya mencoba mengganti kata tidur dengan rileks dan hasilnya beragam. Sebagian kecil masuk medium trance sebagian lainnya hanya mengalami rileksasi ringan ditubuhnya dengan mata tetap terbuka. Dari berbagai kata yang saya coba, sampai saat ini saya mendapat kesimpulan bahwa kata tidur adalah kata yang paling tepat dan mendapat reaksi paling baik dari klien ketika saya harus menggunakan induksi cepat dan induksi instan.

Pada pre talk seandainya anda akan menggunakan jenis induksi cepat atau induksi instan maka klien harus selalu anda beritahu bahwa ketika anda mengatakan tidur berarti yang anda maksudkan bukanlah tidur dalam arti sebenarnya tetapi anda meminta klien untuk merilekskan tubuh dan pikirannya secara bersamaan seperti keadaan rileks menjelang tidur normal.

Meskipun kita menggunakan kata tidur sebagai bagian dari induksi dan klien sudah menyepakatinya, sebaiknya untuk proses selanjutnya hingga klien keluar dari trance hipnosis anda tidak menggunakan lagi kata tidur tersebut.

Bangun

“Pada hitungan kelima anda bangun….”
Suatu saat ketika anda menemui klien yang mencapai trance hipnosis dengan sempurna, menerima sugesti dengan baik dan setelah semua berjalan dengan lancar anda dengan percaya diri dan mantap menyelesaikan proses hipnosis dengan segera memintanya bangun pada hitungan kelima. Klien yang merasa mengikuti semua arahan dari anda dan menerima sugesti positif anda pasti akan tercengang. Dalam benaknya klien bekata kurang lebih seperti ini :

“Bangun? Berarti saya seharusnya tadi tertidur”
“Saya tidak tidur, saya sangat sadar dalam proses tadi seperti kesepakatan dalam pre talk”
“Oh tuhan, karena saya tadi tidak tertidur berarti usaha saya sia – sia belaka”

Saat keadaan ini terjadi, yakinlah bahwa semua sugesti yang tadinya berhasil diterima klien dalam trance hipnosis menjadi tidak berguna. Klien yang datang untuk berhenti merokok akan tetap pulang sebagai perokok. Kata bangun hanya digunakan untuk membangunkan orang yang tertidur. Ada pula penggunaan kata sadar yang seharusnya digunakan kepada orang yang pingsan. Catat dan tulis tebal dipikiran anda dengan warna merah yang tebal bahwa untuk tujuan terapi dan tujuan lain selain hipnosis panggung maka kata “bangun” dan “sadar” adalah tabu untuk mengakhiri proses hipnosis.

Bulan lalu seorang peserta pelatihan hipnosis yang saya adakan mengatakan bahwa dirinya melihat sebuah tayangan hipnosis panggung di televisi dan hipnotis yang dimaksud menggunakan frase ”bangunkan diri anda dan sadarkan diri anda”. Hasilnya para penonton yang ikut ambil bagian dalam pertunjukan hipnosis panggung tersebut tetap bisa mengakhiri trance hipnosis dengan senyuman di wajah mereka. Mengapa hipnotis tersebut menggunakan kata bangun dan sadar dengan tetap mendapatkan respon positif dari kliennya?

Untuk menjawab pertanyaan di atas saya harus menekankan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara hipnosis panggung dan hipnosis yang kita pelajari dalam buku ini. Pertama saya akan membahas terlebih dahulu tentang hipnosis panggung atau hipnosis untuk pertunjukan. Tujuan utama dari hipnosis panggung adalah menghibur penonton dengan meminta partisipasi sebagian dari penonton untuk turut serta dalam pertunjukannya. Klien atau penonton yang ikut berpartisipasi juga punya tujuan yang sama yaitu menghibur penonton lainnya.

Keberhasilan dari hipnosis panggung adalah ketika penonton merasa puas dengan pertunjukan yang ditampilkan rekan mereka dipanggung. Dengan cara apapun hipnotis mengeluarkan mereka dari trance tidak akan mempengaruhi hasil kepuasan dan penilaian penonton yang telah menyaksikan pertunjukan tersebut. Bahkan jika penonton yang tadi ikut berpartisipasi menyatakan bahwa mereka tidak merasa terhipnosis tetap tidak masalah karena penonton sudah melihat bukti aksi mereka saat menerima sugesti dipangung.

Sedangkan proses hipnosis yang kita pelajari sekarang memfokuskan hasil bagi klien yang bersangkutan dan bukan penilaian orang lain. Untuk sebuah kasus yang sangat rumit atau satu klien dengan beberapa masalah yang terpisah mungkin dibutuhkan lebih dari satu sesi hipnosis. Sekali klien merasa gagal karena kesalahan semantik kita maka kecenderungannya adalah hilangnya kepercayaan klien terhadap hipnosis dan juga hipnotis. Jika kepercayaan sudah hilang maka tidak ada lagi sesi kedua dan selanjutnya seberapapun klien masih membutuhkan manfaat dari hipnosis. Daripada menggunakan kata bangun atau sadar saya sangat menyarankan anda menggunakan kata siaga. Jika anda salah menggunakan kata bangun atau sadar untuk mengakhiri trance hipnosis maka penjelasan apapun yang anda berikan kepada klien sesudahnya untuk meluruskan kesalahan anda. Saya jamin usaha anda sekeras apapun tidak akan mengembalikan kepercayaan klien kepada anda.

Menolak


Ada kalanya dengan berbagai sebab, klien dyang kooperatif belum bisa mencapai trance yang dibutuhkan hingga akhirnya proses hipnosis dihentikan. Hipnotis yang tidak mau mengoreksi dirinya akan segera mengambil suatu pernyataan untuk menyalahkan klien. Berikut contohnya :
Hipnotis            : “Anda menolak sugesti saya.”
Klien                   : “Tunggu dulu, saya sudah berusaha bekerjasama dan melakukan semua arahan anda.”
Hipnotis            : “Mungkin anda tidak menolak sugesti saya secara sadar tetapi pikiran bawah sadar anda menolaknya.”
Klien                   : …..????

Saat klien datang untuk suatu hal hingga menyetujui kontrak hipnosis maka pasti mereka berusaha bekerjasama semaksimal mungkin untuk keberhasilan yang akan dinikmatinya sendiri. Tidak ada seorang klienpun yang rela meluangkan waktu, menempuh perjalan jauh dan bahkan bersedia mengeluarkan biaya jika hanya untuk mendapatkan kegagalan.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada kasus dimana hipnotis dan klien sudah berusaha melakukan tugas masing-masing dengan baik tetap saja klien belum mencapai level trance yang ideal untuk terapi pada sesi pertama. Tentu saja presentasenya hanya satu dari seratus tetapi tetap ada kemungkinan terjadi. Jika terjadi pada saat anda berperan sebagai hipnotis ingat lah untuk tetap memberikan penilaian positif pada klien. Saya ilustrasikan percakapan yang ideal adalah sebagai berikut :

Hipnotis     : “Anda melakukan semuanya dengan sempurna. Anda dengan cepat berlatih menerima sugesti dan arahan dari saya dengan mengagumkan. Dengarkan saya, pada sesi berikutnya anda akan sangat siap menerima sugesti dan arahan saya yang membawa perubahan positif bagi diri anda. Kesiapan dan respon anda meningkat pesat sebagai hasil dari latihan yang anda lakukan hari ini. Apa anda siap menerima perubahan positif yang luarbiasa pada sesi berikutnya?”

Klien             : ”Tentu, saya siap.”
Hipnotis    : “Bagus sekali, ingatlah bahwa respon anda terhadap sugesti dan arahan saya pada sesi berikutnya selalu lebih maksimal karena secara fisik dan mental anda siap sepenuhnya menerima perubahan positif.”

Lihatlah pada ilustrasi kedua tidak ada pihak yang harus malu, tidak ada pihak yang harus disalahkan dan terjadi pembicaraan yang melegakan kedua belah pihak. Hipnosis memang bukan ajang pembuktian diri tetapi ajang kerjasama kedua belah pihak untuk mencapai satu tujuan tertentu yang sudah disepakati.

Setelah keluar dari trance hipnosis pada level apapun, klien masih berada pada kondisi hiper sugestibiltas dalam kurun waktu 30 detik hingga 90 detik. Kalimat apapun yang kita berikan di dalam waktu tersebut memiliki efek yang sama kuat sebagaimana dalam trance hipnosis. Apapun pernyataan dari kita dengan mudah menjadi bagian dari kepercayaan klien baik itu positif maupun negatif. Ingat, tidak ada klien yang datang hanya untuk menolak sugesti positif untuk dirinya.

Sakit


Menurut saya, semantik hipnosis yang paling terlarang digunakan kepada klien saat mengalami trance adalah kata sakit. Penggunaan kata sakit hanya cocok digunakan untuk terapi pain control karena berguna untuk menghidupkan kembali rasa sakit tersebut sebelum kita ajarkan klien bagaimana cara menghilangkannya. Dalam buku ini kita juga akan melihat contoh penggunaan hipnosis untuk pain control tetapi untuk penggunaan lebih lanjut saya sarankan anda berada di dalam pengawasan dan pengajaran seseorang yang ahli di bidang tersebut. Berikut ini merupakan beberapa daftar akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan kata sakit kepada klien dalam hipnosis :

 Terkadang kata sakit adalah kata yang paling menyakitkan bahkan dibandingkan rasa sakit itu sendiri. Silakan buka kembali ulasan tentang hiper estesia.
 Tidak ada orang yang mau merasakan sakit, kata sakit secara otomatis mengingatkan klien pada rasa sakit.
 Klien yang yang benar-benar sedang merasa sakit secara fisik akan lebih fokus pada sakitnya daripada sembuhnya.
 Jika muncul rasa takut klien karena mendengar kata sakit maka klien tidak bisa mencapai trance yang lebih dalam atau bahkan keluar dari trance.

Secara alamiah seseorang dalam trance hipnosis mengalami peningkatan kepekaan pada semua inderanya, fenomena ini disebut dengan hiper estesia. Seluruh suara, sensasi, aroma, suhu dan ide yang diterima pikiran bawah sadar akan diaktualisasikan oleh semua indera yang dimiliki oleh klien. Dalam trance hipnosis, respon dan fokus klien terpusat pada arahan dan kalimat dari hipnotis. Jika hipnotis fokus pada sugesti untuk ketenangan, klien pasti jadi merasa tenang. Jika hipnotis fokus pada penggunaan kata semangat maka tubuh dan pikiran klien dipenuhi dengan semangat membara. Sebaliknya jika hipnotis fokus pada kata sakit maka respon klien tidak akan menuju hilangnya rasa sakit tapi munculnya rasa sakit itu sendiri bahkan bisa berkali-lipat lebih kuat dari rasa sakit yang dialami klien sebelum menjalani hipnosis.

Seorang rekan saya pernah mengajarkan satu aturan semantik yaitu, “give the problem no name” yang berarti bahwa kita tidak memberi nama pada masalah klien. Daripada mengingatkan kata ”sakit” lebih baik kita menggunakan kata “ketidaknyamanan”. Tidak nyaman bukan suatu yang menyenangkan tetapi lebih enak didengar karena ada kata nyaman terselip didalamnya.

Semakin Dalam


Dalam konteks deepening atau sekedar kebiasaan umum saja frase “semakin dalam” sulit dipisahkan dari proses hipnosis. Sebenarnya penggunaan frase semakin dalam bukanlah sebuah masalah untuk hipnotis maupun klien selama keduanya memahami dan menerima makna sebenarnya dari frase tersebut.

Saat berada dalam trance hipnosis klien tidak menjadi semakin dalam dalam level apapun baik fisik maupun mental. Tubuh klien tetap ada ditempatnya dan tidak akan tenggelam ke dalam kursi yang diduduki atau bahkan lantai yang diinjaknya. Sedangkan kesadaran klien juga tetap aktif dan bukannya tenggelam pada kondisi ketidaksadaran internal maupun eksternal. Menurut pengalaman saya selama ini tidak ada satupun klien yang tidak merespon frase semakin dalam walaupun tanpa penjelasan pada pre talk sama sekali.

Hasil wawancara saya dengan beberapa klien sesaat setelah menjalani proses hipnosis berkenaan dengan penggunaan frase semakin dalam dan semuanya memiliki jawaban yang serupa. Tanpa dijelaskan dalam pre talk, klien memiliki pemahaman bahwa pikiran sadar merupakan lapisan pikiran terluar dan untuk mengakses pikiran bawah sadar mereka mengarahkan kesadarannya pada lapisan pikiran yang letaknya seharusnya berada di dalam dari pikiran sadar. Konsep apapun yang diyakini klien untuk frase ini adalah sah selama menyebabkan klien merespon dengan rileksasi tubuh dan pikiran.

Saya tidak pernah meninggalkan penggunaan frase ini pada setiap proses hipnosis yang saya lakukan. Selain merupakan bias dari berbagai sumber yang saya dapatkan, frase ini adalah salah satu frase yang belum pernah menimbulkan miskonsepsi untuk direspon oleh klien walaupun sebenarnya kurang tepat. Konsep yang paling tepat untuk menjelaskan frase semakin dalam adalah bahwa semakin baik klien merespon sugesti hipnotis maka tingkat sugestibilitasnya semakin meningkat.

Ingat


Kesalahan yang sering dilakukan oleh hipnotis adalah meminta klien untuk mengingat sesuatu. Mungkin hipnotis berusaha bereksperimen melakukan tindakan terapi kepada klien tanpa pengetahuan yang memadai atau dengan alasan yang lain. Kegiatan mengingat hanya dilakukan oleh orang yang melupakan sesuatu. Saat mengalami trance hipnosis pikiran bawah sadar klien dan semua fungsinya berpengaruh secara dominan bagi klien. Pikiran bawah sadar merupakan tempat penyimpanan ingatan permanen manusia jadi semua informasi tersedia dan tidak ada yang terlupakan. Selain itu mengingat adalah kegiatan dari pikiran sadar yang hanya memiliki ingatan sementara. Jadi jika kita meminta klien untuk mengingat dan direspon maka klien cenderung membuat pikiran sadarnya untuk menjadi aktif aktif kembali yang tentunya sangat mengganggu trance hipnosis.

Perhatikan lagi aturan pikran ke tujuh yang berbunyi, ”Saat menangani pikiran bawah sadar dan semua fungsinya, semakin besar bantuan pikiran sadar semakin sedikit respon pikiran bawah sadar”.

Coba


Meminta klien untuk mencoba melakukan sesuatu adalah sama buruknya dengan meminta klien mengingat. Saat seseorang mencoba melakukan sesuatu tentu ada dua pilihan yaitu berhasil dan gagal. Pikiran bawah sadar yang sangat malas akan sangat senang memilih kegagalan bagi klien karena untuk memeroleh kegagalan klien bahkan tidak membutuhkan usaha sama sekali. Pikiran bawah sadar menyukai hasil yang pasti.

Sebagai contoh daripada anda mengatakan kepada klien, “Cobalah untuk merilekskan semua otot” lebih memberikan hasil jika anda menggantinya dengan, “Biarkan semua otot anda menjadi rileks”. Tentunya kita tahu rileksasi tidak butuh usaha. Salah satu cara rileks adalah dengan cara tidak mengerjakan apapun

Pharsing

Pharsing adalah kecenderungan pikiran bawah sadar pada kondisi trance yang dalam untuk menolak semua kata negatif. Pharsing adalah bagian yang sangat penting dalam hipnosis termasuk untuk tujuan terapi. Ketika pharsing dilanggar kemungkinan besar klien akan menerima dan menjalankan kebalikan sugesti yang diberikan oleh hipnotis. Kata-kata yang ditolak oleh pikiran bawah sadar dalam konsep pharsing adalah tidak, jangan, bukan, akan, mungkin.

Jika anda melihat sebuah tembok bertuliskan, “Mohon jangan kencing di sini” sekali-kali cobalah untuk berdiri di dekat tembok tersebut dan lakukan beberapa tarikan napas panjang. Bau pesing, itulah yang pasti anda dapatkan. Secara sadar kita bisa menerima dan memahami kalimat “Mohon jangan kencing di sini!” tetapi bawah sadar kita menangkap pesan “Mohon kencing di sini!”. Contoh ini membuktikan bahwa pharsing bahkan juga terjadi pada manusia dalam kondisi kesadaran normal apalagi saat kondisi trance yang sangat sugestif.