Materi ke-35
Menangani dan Mengoreksi Sub-modalitas
Meningkatkan atau Menurunkan intensitas perasaan dengan sub-modalitas
Perasaan yang melekat pada ingatan dan harapan subjektif pasien bisa ditingkatkan atau diturunkan intensitasnya dengan mengubah cara memandang, cara mendengar, atau cara mengalami ingatan-ingatan dan harapan-harapan tersebut.
Perasaan, ingatan, dan harapan biasanya saling berhubungan. Hubungan ini mencakup komponen-komponen visual, auditoris, dan kinestetik. Pola umumnya adalah seperti ini: gambaran tertentu di dalam benak seseorang akan melahirkan perasaan tertentu. Contoh klasik untuk hal ini adalah fobia terhadap laba-laba. Pasien melihat atau membayangkan seekor laba-laba dalam benaknya dan kemudian muncul perasaan takutnya. Artinya, gambar yang tercipta dalam benak itu memicu perasaan tertentu—dalam hal ini perasaan takut.
Nah, prinsip di balik penanganan sub-modalitas adalah kita mengubah warna, fokus, perspektif, dan berbagai variasi sub-modalitas lainnya dari gambar tersebut. Dengan melakukan pengubahan, kita bisa meningkatkan atau menurunkan intensitas perasaan.
Teknik ini bisa anda lakukan dengan mensugesti pasien, dalam keadaan light trance, untuk mengubah berbagai sub-modalitas dari gambaran yang menakutkannya. Itu anda lakukan agar pasien bisa menurunkan perasaan negatif dan meningkatkan perasaan positif ketika berhadapan dengan ingatan atau gambar dalam benak yang biasanya memicu perilaku simptomatiknya.
Penurunan perasaan negatif ini akan sangat tepat ketika dimaksudkan untuk mengurangi kegelisahan terhadap trauma atau fobia. Selain itu, terapis bisa mengubah perasaan gelisah pada orang yang kecenderungan mengantisipasi hal-hal yang belum terjadi. Misalnya, pada kasus bicara di depan publik. Biasanya orang yang akan bicara di depan umum sudah membayangkan lebih dulu situasi nanti dan muncullah ketakutannya. Dengan mengubah sub-modalitas dari peristiwa yang diantisipasi itu, terapis bisa mengurangi perasaan takut.
Dalam kasus-kasus untuk meningkatkan emosi positif dan menurunkan emosi negatif, teknik sub-modalitas biasanya sangat efektif dan cepat. Karena itu, anda bisa menggunakannya untuk menangani pasien dengan emosi yang sanga negatif atau pasien yang berniat mendapatkan rasa percaya diri.
Asosiasi, Disosiasi, dan Pengubahan Warna
Teknik sub-modalitas memungkinkan anda menyodorkan banyak kemungkinan untuk melakukan pengubahan. Dalam kategori sub-modalitas ini, teknik disosiasi dan asosiasi sudah kita bahas merupakan salah satu teknik untuk melindungi pasien dari perasaan yang menyiksanya. Begitu juga dengan pengubahan dari gambar berwarna menjadi hitam-putih.
Setiap pengalaman negatif yang dilihat kembali dalam gambar berwarna akan memunculkan kembali perasaan yang lebih menekan. Cara untuk menurunkan intensitas dari gambar berwarna itu adalah mengubahnya menjadi gambar hitam-putih. Dengan menempatkan pasien di kursi penonton, perasaannya tidak terlalu terlibat dalam kejadian tersebut. Dan menampilkan adegan dalam warna hitam-putih, akan sangat berguna untuk menangani pasien-pasien traumatik.
Apa saja yang bisa anda ubah
- Warna: dari gambar berwarna menjadi hitam-putih
- Jarak: bervariasi dari jarak yang sangat dekat hingga sangat jauh.
- Fokus: bervariasi dari jelas menjadi kabur.
- Keluar-masuk: dari asosiasi ke disosiasi.
- Gerakan: bervariasi dari gerakan cepat sampai lambat atau gambar diam.
- Massa: memperbesar atau memperkecilnya.
- Kedalaman: menjadikannya dua atau tiga dimensi
- Suara: mengubah volume, tempo, dan sebagainya
- Dan lain-lain: gunakan imajinasi anda.
Teknik Sub-modalitas ini beberapa kali saya gunakan juga untuk pasien-pasien yang datang menyampaikan keluhan fisik, dan sejauh ini hasilnya memuaskan. Salah satunya adalah seseorang dengan keluhan nyeri di dadanya (ia mengidap gejala jantung) saya minta untuk “memasuki” bagian dadanya yang sakit dan mengamati pemandangan di sana. Setelah itu, ia diminta membereskan ruangan itu sehingga menjadi ruangan yang nyaman.
Cara lain adalah memberi kesempatan kepada bawah sadar pasien untuk membuat metafora sendiri mengenai simptomnya: seperti apa bentuknya, apa warnanya, seberapa besar, dan sebagainya. Kemudian ia diminta untuk mengubah bentuk, warna, dan ukurannya, atau bahkan menghancurkannya, sehingga ia tak ada lagi.
Salam,
A.S. Laksana