Hari ke-36 : Nilai, Kriteria, dan Keyakinan Pasien

Materi ke-36
Nilai, Kriteria, dan Keyakinan Pasien

Orang menjalani kehidupan sehari-harinya dengan mengembangkan keyakinan-keyakinan (beliefs) tertentu. Dan mereka membuat pemeringkatan (nilai) terhadap keyakinan-keyakinan mereka. Pemeringkatan ini menentukan apa saja yang penting bagi mereka (kriteria)

Anda akan menangkap keyakinan orang ketika ia bicara dengan anda. Dan sebaliknya, orang itu akan menangkap keyakinan anda. Begitulah, tiap-tiap orang akan akan menyampaikan keyakinan-keyakinan mereka--tentang diri sendiri, tentang orang lain, atau tentang situasi tertentu--ketika berkomunikasi dengan orang lain. Dalam sejumlah hal, keyakinan akan berfungsi seperti aturan. Dengan keyakinan yang anda miliki, anda akan berpikir seharusnya melakukan ini atau seharusnya melakukan itu, atau seharusnya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Orang mungkin tidak akan bisa menjawab ketika mereka ditanya kenapa mereka memiliki keyakinan seperti itu, tetapi mereka terus mempertahankannya. Karena itu masuk akal jika kita berpikir bahwa mereka pasti mendapatkan keuntungan dengan mempertahankan keyakinan itu. Tetapi tidak selalu begitu. Seseorang yang meyakini bahwa naik pesawat terbang adalah sesuatu yang menakutkan tidak mendapatkan keuntungan dengan keyakinannya itu. Jadi, orang bisa memperkuat keyakinannya meskipun ia tidak mendapatkan keuntungan.

Bagaimana Keyakinan Diperkuat?

Jika orang bisa memperkuat keyakinan meskipun tidak mendapatkan keuntungan, maka apa yang membuat orang mempertahankan keyakinan tertentu?

Dalam hal ini, kita perlu melihat bagaimana keyakinan mendapatkan penguatan seiring dengan realisasinya. Pasien membayangkan sesuatu akan terjadi, dan proses berikutnya adalah ia berfokus untuk menemukan bukti-bukti yang membenarkan keyakinannya. Orang yang meyakini bahwa tiap pagi ia bangun tidur dengan perasaan sesak di dada kirinya, akan memusatkan perhatiannya setiap pagi pada rasa sesak di dada kiri. Ia menemukan apa yang menjadi fokusnya, dan ia membenarkan keyakinannya.

Dengan memberi perhatian pada kemungkinan-kemungkinan terjadinya sesuatu yang ia yakini, apa yang ditakutkan itu kemungkinan besar terjadi. Karena itu pasien makin menguatkan keyakinannya bahwa hal itu akan terjadi lagi di kemudian hari.

Ini berlaku baik pada keyakinan negatif maupun positif.

Pengalaman Bisa Mengubah Keyakinan

Meskipun keyakinan-keyakinan dibentuk sejak dini di masa kanak-kanak, mereka bisa berubah ketika orang menjadi dewasa. Perubahan kadang terjadi dalam cara yang dramatis melalui sejumlah pengalaman yang mengguncangkan atau mengaduk emosi. Kadang perubahan keyakinan itu terjadi pelan-pelan melalui proses bertahap. Perubahan bertahap ini biasanya dipicu oleh lingkungan baru yang berbeda dari lingkungan semula yang telah mengembangkan sistem keyakinan lama pasien.

Pengalaman tertentu bisa mengguncang cara berpikir orang; perubahan cara berpikir bisa mempengaruhi keyakinan.

Keyakinan Positif, Negatif, dan Pemeringkatannya

Pemeringkatan keyakinan sangat bergantung kepada derajat kepentingannya pada diri seseorang. Keyakinan positif diberi nilai penting berdasarkan keyakinan itu sendiri. Ketika orang menyimpan keyakinan negatif, fokus penilaiannya adalah untuk menghidarinya agar tidak terjadi.

Namun, satu hal menjadi jelas di sini, ialah bahwa setiap keyakinan, yang berfungsi seperti aturan hidup, akan mengarahkan orang menuju kepadanya. Karena setiap orang memiliki dorongan untuk membuktikan bahwa keyakinannya tidak keliru.

Memanfaatkan kecenderungan itu dalam terapi, anda perlu memberikan pengalaman kepada pasien kenapa ia perlu mempertahankan keyakinan positif dan bagaimana ia bisa mempertahankannya. Mengenai keyakinan negatif, anda perlu memanfaatkan sejumlah hal untuk menunjukkan efeknya pada si pemilik keyakinan negatif. Keyakinan negatif yang tidak terbukti akan mendapatkan penilaian tinggi oleh pasien.

Mark Twain mengatakan, “Sepanjang pengalaman hidup saya, saya memiliki banyak ketakutan dalam benak, dan kebanyakan tidak terjadi.”

Berdasarkan penilaian tentang keyakinan-keyakinan itu pasien akan melakukan pemeringkatan menurut derajat kepentingan masing-masing keyakinan itu terhadap kehidupannya. Dengan memperhatikan susunan pemeringkatan ini kita akan memahami kriteria seseorang. Mungkin ia orang yang berfokus pada penghindaran (dilandasi keyakinan negatif), atau berfokus pada pencapaian (dilandasi keyakinan positif).

Kriteria seseorang juga bisa berubah menurut konteksnya. Dalam sebuah situasi, keyakinan tertentu mungkin lebih penting ketimbang keyakinan-keyakinan lainnya. Dalam situasi lain lagi, prioritas ini mungkin berubah. Karena itulah sebuah simptom bisa terasa tak tertahankan pada konteks tertentu, dan bisa tampak membaik pada konteks yang lain. Fakta ini menyampaikan kepada kita bahwa penting bagi seorang terapis untuk mengenali keyakinan-keyakinan yang melandasi masalah pasien dan apa harapan-harapan dia selanjutnya.

Dengan mengenali keyakinan-keyakinan itu, kita bisa tahu apa nilai-nilai yang dipegang oleh pasien dalam menjalani hidupnya. Apakah mereka menghargai hal-hal positif, atau mementingkan penghindaran terhadap hal-hal negatif, atau kombinasi dari keduanya.

Jika kita bisa mengenali keyakinan dan nilai-nilai pasien, kita akan tahu apa yang penting bagi pasien dalam hidupnya. Ini sangat mendasar dalam psikoterapi, sebab, kita tahu, kriteria mereka akan mengarahkan perilaku. Apa yang penting pada konteks tertentu menurut mereka, itulah yang akan mereka wujudkan dalam perilaku. Sekali terapis bisa mengenali kriteria pasien, dan bagaimana kriteria itu berbeda dalam konteks-konteks yang berlainan, terapis akan tahu bagaimana mendorong pasien ke arah yang lebih sehat.

Catatan:

  • Ketika kriteria pasien adalah penghindaran, ia memiliki keyakinan negatif yang melandasi masalahnya.
  • Dengan mengenali kriteria, kita tahu apa prioritas pasien dan bagaimana mendorong pasien menyusun ulang prioritasnya.
  • Keberhasilan terapi seringkali diawali dari keberhasilan untuk mengubah nilai-nilai, kriteria, dan keyakinan pasien.

Salam,
A.S. Laksana